Kini, APBD Gresik 2015 yang telah terealisasi sebesar Rp 2,565 triliun atau surplus Rp 850 miliar dari target. ”Awalnya memang terasa berat. Namun, semuanya bisa diraih dengan kebersamaan dan kekompakan.
Antara saya dengan pak Qosim tidak ada celah dan sekat,” kata Bupati Gresik Sambari Halim Radianto.Sebelumnya, kenaikan APBD selama lima tahun periode pemerintahan ”hanya” Rp 250 miliar. Di era kepemimpinan SQ yang belum genap satu periode, kenaikannya sudah tembus Rp 850 miliar. ”Keberhasilan ini karena kerja sama semua pihak, baik unsur forpimda (forum pimpinan daerah) maupun masyarakat luas,” ujar Sambari.
Dana APBD dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berbagai pembangunan yang bermanfaat bagi warga. Saat awal menjabat pada 2010, SQ langsung menggebrak dengan membangun waduk seluas 50 hektare di Desa Sukodono, Kecamatan Panceng, untuk mengatasi kesulitan air irigasi dan keperluan usaha warga sekitar. Pembangunan disusul dengan megaproyek Bendung Gerak Sembayat (BGS) pada 2011 di Desa Sidomukti, Kecamatan Bungah, yang dibantu Pemprov Jatim dan pemerintah pusat.
Bendungan multifungsi seluas 87 hektare yang diproyeksikan bisa menampung 7 juta m3 air itu akan digunakan untuk menangkal banjir tahunan di wilayah daerah aliran sungai Bengawan Solo. ”Jika musim kemarau, air Bengawan Solo akan ditampung dan saat hujan pintu air akan dibuka sehingga BGS tidak sampai kering,” jelas Sambari. Air tampungan juga akan disalurkan untuk irigasi. Di sekitar BGS terdapat ratusan hektare sawah produktif dan tambak untuk budi daya ikan. Warga Gresik bisa leluasa memanfaatkannya. Bahkan, warga Kabupaten Lamongan juga bisa merasakan manfaat BGS.
Sumber: Jawapos.com
0 komentar:
Posting Komentar